Geothermal Well Drilling
Planning for Non Engineer
Walau
pada dasarnya sama namun proses pengeboran konvensional di industri migas
(minyak dan gas) tidak begitu saja dapat diaplikasikan untuk pengeboran
sumur geothermal. Dimana perbedaannya dan apa implikasinya? Proses pengeboran sumur geothermal pada dasarnya serupa dengan proses
pengeboran pada sumur minyak/gas, baik ditinjau dari tahapan proses,
teknologi/alat-alat, serta ahli pengeborannya (SDM). Alat-alat yang digunakan
mulai dari Rig Equipment, Drilling Tools, hingga Casing &
accessories sebenarnya dibawa dari industri oil & gas dengan
sedikit penyesuaian. Pun demikian dengan SDM di lapangan (crew lapangan),
mayoritas berasal dari dunia migas.
Ada dua tantangan utama dalam pengeboran
sumur geothermal sekaligus yang membedakannya dari pengeboran di sumur migas,
yaitu dalam hal temperature dan
loss circulation. Loss
circulation terjadi karena target dalam suatu sumur geothermal merupakan
rekahan-rekahan (fracture) yang terkoneksi ke suatu heat source.
Ketika fracture tersebut terlintasi dalam proses pengeboran, kemungkinan besar
lumpur pengeboran (mud) akan masuk ke dalam fracture-fracture tersebut
alih-alih kembali ke permukaan (loss circulation). Kondisi loss
circulation ini secara teknis memberikan beberapa dampak negatif pada proses
pengeboran dan perlu ditanggulangi. Dari sisi temperature, target dari
sumur panas bumi merupakan fracture yang memiliki temperatur tinggi,
karena temperature inilah yang merupakan energi yang ingin diekstraksi. Semakin
tinggi temperatur yang diperoleh maka akan semakin ekonomis suatu sumur
geothermal.
Akan tetapi, ditinjau
dari proses pengeborannya akan semakin menantang karena teknologi pengeboran
yang dibawa dari industri migas sebenarnya didesain untuk temperatur yang
relatif lebih rendah, dan hal ini seringkali menjadi hambatan. Dengan semakin
bertambahnya lapangan-lapangan geothermal akan dikembangkan, kedua tantangan di
atas justru merupakan suatu peluang baik bagi ahli pengeboran (engineer)
maupun pelaku bisnis.
Akibat teknologi dari
dunia migas tidak mampu menghadapai pengeboran pada temperatur yang tinggi,
trend sekarang mulai bermunculan teknologi-teknologi yang khusus diciptakan
untuk sumur geothermal. Saat ini industry geothermal masih ibarat Blue Ocean
karena belum banyak pelaku bisnis yang memiliki spesialisasi di bidang ini.
Bagi engineer, semakin dibutuhkan ahli-ahli pengeboran yang memahami seluk
beluk pengeboran sumur geothermal, dan sebagai catatan saat ini belum banyak
jumlahnya di Indonesia maupun dunia.
Outline :
1.
Principle of Geothermal Drilling
2.
Drilling Fluid Properties, Design and Optimization : Drilling Fluid
Hydraulic Design, Friction Loss, Cutting transport, Bit hydraulic horse power,
Bit hydraulic impact, Bit jet velocity
3.
Hole Problems : Burst,
collspse, tension, biaxial
4.
Casing and Casing Design : Casing type, Maximum load principle, Cement
and Cementing Design, Cement classification Cement Properties, Cement additive,
Cementing design,
5.
Principle of Directional Drilling
: Directional Well Path Design,
Directional Well Path Evaluation, Build Curve Design, Bottom Hole Assembly
6.
DesignWell Drill String Design : Torque, Drag, Buckling, Drill String
Strategy
Peserta :
Secretaries, Accountants, Lawyers,
Purchasing Agents, Businessmen, Owners of Oil/Geothermal
project Properties,
Oilfield Suppliers and Salesmen, Administration personnel, Geologists,
Rig Crews , Drilling Contract And Service Company
Personnel, Shaker Attendants, dan pernonal lain yang terlibat
dengan Geothermal
Project.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar