http://zulfikariseorengineer.blogspot.com/p/enhanced-oil-recovery.html
Chemical
Flooding adalah suatu metode EOR dengan menginjeksikan cairan yang akan
bereaksi secara kimiawi (chemical liquid) di dalam reservoir.
Jenis-jenis Chemical yang diinjeksikan adalah:
a. Surfactant
Surfactant yang dipakai umumnya Commercial Petroleum Sulfonate, Sodium Dodecyl Sulfate. Tujuan digunakannya surfactant adalah menurunkan tegangan permukaan (interfacial tension) minyak-air di dalam reservoir. Dengan menurunnya tegangan permukaan, maka akan menurunkan tekanan kapiler yang berpengaruh terhadap wettabilitas batuan. Sehingga akan meningkatkan effisiensi pendesakan (Displacement efficiency).
Surfactant yang dipakai umumnya Commercial Petroleum Sulfonate, Sodium Dodecyl Sulfate. Tujuan digunakannya surfactant adalah menurunkan tegangan permukaan (interfacial tension) minyak-air di dalam reservoir. Dengan menurunnya tegangan permukaan, maka akan menurunkan tekanan kapiler yang berpengaruh terhadap wettabilitas batuan. Sehingga akan meningkatkan effisiensi pendesakan (Displacement efficiency).
Proses surfactant flooding:
- Preflush.
System pengkondisian reservoir. Biasanya diinjeksikan dalam volume sedikit dengan chemical surfactant.
- Surfactant slug
Ini merupakan tahap injeksi selanjutnya dengan memasukkan chemical surfactant dengan besaran 25-100% pore volume reservoir. Tujusnnya untuk mendapatkan mobility ratio yang baik (M<1 id="more-24">
- Mobility buffer
Biasanya yang berfungsi sebagai mobility buffer adalah chemical polymer.
- Mobility buffer taper
Air yang tercampur dengan
- Chase water
Air perndorong.1>
- Preflush.
System pengkondisian reservoir. Biasanya diinjeksikan dalam volume sedikit dengan chemical surfactant.
- Surfactant slug
Ini merupakan tahap injeksi selanjutnya dengan memasukkan chemical surfactant dengan besaran 25-100% pore volume reservoir. Tujusnnya untuk mendapatkan mobility ratio yang baik (M<1 id="more-24">
- Mobility buffer
Biasanya yang berfungsi sebagai mobility buffer adalah chemical polymer.
- Mobility buffer taper
Air yang tercampur dengan
- Chase water
Air perndorong.1>
Batasan Surfactant flooding:
a. Formasi yang relative homogen
b. Bukan lapisan karbonat (anhydrite, gypsum) dan clay yang besar.
c. Areal sweep efficiency lebih dari 50%untuk waterflooding.
d. Untuk penggunaan chemical, maka air klorida formation <>
a. Formasi yang relative homogen
b. Bukan lapisan karbonat (anhydrite, gypsum) dan clay yang besar.
c. Areal sweep efficiency lebih dari 50%untuk waterflooding.
d. Untuk penggunaan chemical, maka air klorida formation <>
Tantangan yang dihadapi dalam penggunaan Surfactant Flooding:
a. Sangat complex & mahal
b. Daya meresap yang tinggi
c. Terjadinya interaksi surfactant & polymer ketika penginjeksian
d. Terjadinya degradasi chemical pada temperature tinggi.
a. Sangat complex & mahal
b. Daya meresap yang tinggi
c. Terjadinya interaksi surfactant & polymer ketika penginjeksian
d. Terjadinya degradasi chemical pada temperature tinggi.
b. Polymer
Polymer adalah jenis chemical yang bertujuan untuk meningkatkan viskositas water. Karena water berfungsi sebagai displacer (pendesak) maka akan meningkatkan sweep efficiency. Biasanya jenis polimer yang umum dipakai adalah polimer sintetik (polyacrylamide) & biopolymer (polysaccharide).
Polymer adalah jenis chemical yang bertujuan untuk meningkatkan viskositas water. Karena water berfungsi sebagai displacer (pendesak) maka akan meningkatkan sweep efficiency. Biasanya jenis polimer yang umum dipakai adalah polimer sintetik (polyacrylamide) & biopolymer (polysaccharide).
Alasan lebih banyak dipakainya polimer flooding adalah:
a. identik dengan waterflooding
b. teknik aplikasinya relative sederhana
c. biaya yang diperlukan relative kecil
d. recovery yang didapat relative besar.
Tahapan Polymer flooding:
a. Pre flush (pengkondisian reservoir)
b. Oil bank (Recovery target)
c. Polymer solution (mobility control)
d. Fresh Water buffer (Polymer protection)
e. Driving Fluid (water)
a. Pre flush (pengkondisian reservoir)
b. Oil bank (Recovery target)
c. Polymer solution (mobility control)
d. Fresh Water buffer (Polymer protection)
e. Driving Fluid (water)
Faktor yang mempengaruhi kualitas polymer:
a. Salinity
Tingkat keasaman suatu reservoir. Hal ini bisa merusak ikatan kimia polymer
b. Hardness
Jumlah kation dalam campuran polymer dan reaksi dengan fluida di reservoir
a. Salinity
Tingkat keasaman suatu reservoir. Hal ini bisa merusak ikatan kimia polymer
b. Hardness
Jumlah kation dalam campuran polymer dan reaksi dengan fluida di reservoir
c. Alkaline
Alkaline flooding merupakan injeksi dengan Ph tinggi (basa). Tingginya Ph dicirikan dengan tinginya konsentrasi anion hidroksida (OH-). Jenis chemical yang biasanya digunakan adalah
b. Natrium Hidroksida (NaOH)
c. Sodium Orthosilicate (NaSiO6)
d. Natrium Carbonate (Na2CO3)
Alkaline flooding merupakan injeksi dengan Ph tinggi (basa). Tingginya Ph dicirikan dengan tinginya konsentrasi anion hidroksida (OH-). Jenis chemical yang biasanya digunakan adalah
b. Natrium Hidroksida (NaOH)
c. Sodium Orthosilicate (NaSiO6)
d. Natrium Carbonate (Na2CO3)
Dengan menginjeksikan chemical alkaline, diharapkan terjadi:
a. penurunan tegangan permukaan (IFT)
b. Gejala Emulsi
c. Perubahan wettability
a. penurunan tegangan permukaan (IFT)
b. Gejala Emulsi
c. Perubahan wettability
Berdasarkan jenis chemical yang digunakan, maka alkaline flooding sangat optimum bila digunakan pada:
a. viscosity fluida sedang
b. fluida dengan API gravity rendah
c. karakteristik oil yang naphtenic
Alkaline memiliki kesamaan fungsi dengan surfactant injection. Namun memiliki cost yang rendah dalam aplikasi penggunaannya.a. viscosity fluida sedang
b. fluida dengan API gravity rendah
c. karakteristik oil yang naphtenic
by: Zulfikar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar