DOWNHOLE SCALE SQUEEZE TREATMENT
http://zulfikariseorengineer.blogspot.com/2011/06/downhole-scale-squeeze-treatment.html
Masalah
scale dapat menjadi salah satu penyebab menurunnya fluida produksi, hal
ini karena scale yang terendapkan dapat memperkecil porositas dan
permeabilitas batuan (formasi) produktif, disamping itu dapat juga
mengganggu peralatan produksi dimana scale terendapkan dirangkaian itu.
Untuk
alasan ini masalah scale harus dicegah dengan metode DSST. Apabila
scale sudah terlanjur terbentuk, maka scale harus dibersihkan dulu
dengan metode Acidizing.
Scale
adalah endapan mineral yang terproduksi bersama air formasi yang karena
reaksi kimia dan kondisi lingkungan yang mendukung, maka scale
terendapkan.
A. Tempat Pengendapan Scale
- Formasi produktif
- Zona perforasi
- Peralatan produksi bawah permukaan : gravel pack, screen liner, working barrel dan tubing produksi
- Pipa alir di permukaan
- Dan peralatan produksi lainnya
B. Kondisi Yang Mendukung Terjadinya Scale
- Perubahan tekanan dan temperatur
- Larutan lewat jenuh (supersaturated solution)
- Terjadinya perubahan komposisi air formasi
- Perubahan derajat keasaman (pH)
- Bercampurnya air formasi dari lapisan yang berbeda
C. Kerugian Akibat Masalah Scale
- Kerusakan formasi batuan disekitar lubang bor (kehilangan tekanan / potensi formasi)
- Penurunan produksi
- Kerusakan alat – alat produksi
- Meningkatnya biaya produksi
Dasar
dari mekanisme scale inhibitor yakni usaha pencegahan sedini mungkin
akan terjadinya scale dengan cara menginjeksikan bahan kimia ke dalam
sumur untuk mencegah terjadinya reaksi kimia antara ion dan kation yang
bisa mengendap. Jenis – jenis Scale Inhibitor yang memiliki kemampuan
mencegah terjadinya Scale :
- Phospate ester
- Polymers (polyacramides)
- Phosphonates
D. Faktor yang sangat penting dalam pemilihan inhibitor, sbb ;
- Harga bahan kimianya
- Kestabilan inhibitor terhadap perubahan tekanan dan temperatur yang besar
- Keefektifannya
- Kompabilitas terhadap fluida produksi, fluida workover / routine service dan bahan kimia lain
KANDIDAT PEMILIHAN SUMUR
1. Indikator
- Penurunan jumlah cairan terproduksi secara drastis dapat menjadi indikator utama dalam mengidentifikasi terjadinya scaling di dalam suatu sumur produksi
- Terjadinya perubahan tekanan dan temperatur yang tidak stabil
Nilai Scaling Indeks / Saturation Indeks dari hari pertama pengukuran water analysis dengan menggunakan metode, sbb ;
- Diagram Stiff-Davis
- OKSCALE (Oddo-Thompson)
- Scalesoft
Urutan prioritas suatu sumur untuk di DSST, berdasarkan klasifikasi :
- Sumur baru vertikal expansion --> perlu WA
- Sumur setelah di acidizing (Acid Job) --> tidak perlu WA
- Sumur setelah “revise liner” --> tidak perlu WA
- Sumur commingle --> perlu WA
- Preventive --> perlu WA
- Re-DSST --> tidak perlu WA, pakai WA yang lama dan tidak perlu dilampirkan.
2. Pekerjaan Pendahuluan
- Uji pH, jika pH < 6.5 tunda pekerjaan DSST
- Uji Hardness (kandungan Ca dan Mg), jika Hardness > 300 ppm, tunda pekerjaan DSST
- Check sumur dan lokasi, jika lokasi jelek, informasikan ke pumper
3. Pekerjaan Utama
- Konfirmasi ke pumper area untuk memastikan seluruh fasilitas permukaan siap dijalankan
- Adakan pertemuan tentang keselamatan kerja dengan seluruh crew yang terlibat dalam pekerjaan
- Periksa seluruh hubungan antar valve, pasangan (connection) dan choke kepala sumur
- Set pompa, tanki dan lakukan running test
- Matikan sumur
- Buat larutan mula-mula dengan jalan mencampurkan air bersih dengan demulsifier untuk membersihkan formasi, injeksikan air tersebut melalui annulus tanpa melampaui tekanan rekah formasi (300 psi)
- Buat larutan scale inhibitor dengan mencampurkan scale inhibitor dengan air bersih. Injeksikan seluruh larutan scale inhibitor tersebut melalui annulus tanpa melampaui tekanan rekah formasinya (300 psi)
- Buat larutan spacer / pengatur jarak dan injeksikan seluruh spacer tadi secepat mungkin tanpa melampaui tekanan formasi
- Campurkan air bersih dengan demulsifier untuk melarutkan overflush (pembilas) yang berfungsi untuk mendesak larutan scale inhibitor sejauh 4 – 6 feet masuk secara mendatar ke dalam formasi
- Matikan sumur antara 18 – 24 jam. Test pH dan Hardness. Jika pH < 6.5 atau Hardness > 300 ppm, tunda dulu POP dan segera informasikan ke pumper atau team leader
- Kemudian jalankan kembali sumur produksinya (POP, Put well On Production)
- Monitor PRC dan lakukan analisa air secara periodik hingga nilai PRC mendekati harga 2.19 ppm (biasanya antara 12 – 16 bulan) dan lakukan DSST ulang untuk treatment berikutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar